Laman

Senin, 09 April 2012

Gambaran Pekerjaan dibidang Psikologi yang menggunakan Komputer sebagai Media/ Alat Bantu


Komputer Sebagai Sarana Kerja Bimbingan dan Konseling

Kata komputer berasal dari bahasa Latin yaitu Computare yang artinya menghitung. Dalam bahasa Inggris disebut to compute. Secara definisi komputer diterjemahkan sebagai sekumpulan alat elektronik yang saling bekerja sama, dapat menerima data (input), mengolah data (proses) dan memberikan informasi (output) serta terkoordinasi dibawah kontrol program yang tersimpan di memorinya.  
Komputer adalah alat yang digunakan untuk mengolah informasi menurut prosedur yang telah dirumuskan. Perkataan 'computer' bermaksud menggambarkan orang yang bekerja melakukan perhitungan aritmatik, dengan atau tanpa alat bantu. Tetapi arti perkataan ini kemudian dipindahkan kepada mesin yang mengira. Asal mulanya, pengolahan informasi hampir eksklusif berhubungan dengan masalah aritmatik, tetapi komputer modern dipakai untuk banyak tugas yang tidak berhubungan dengan matematik. 
Dalam definisi seperti itu terdapat alat seperti slide rule, jenis kalkulator mekanik mulai dari abakus dan seterusnya, sampai semua komputer elektronik yang kontemporer. Istilah lebih baik yang sesuai untuk arti yang lebih luas seperti "komputer" adalah "pemproses informasi" atau "sistem pengolah informasi." Sebuah sistem komputer terdiri dari 3 elemen, yaitu:

1.      Hardware (perangkat keras), merupakan rangkaian elektonika sebagai komponen komputer, misalnya motherboard, processor, dan VGA card. 
2.      Software (perangkat lunak), merupakan program yang dijalankan pada komputer, misalnya Ms. Office, Mozilla Firefox dan berbagai jenis software. 
3.      Brainware (Sumber Daya Manusia)  

Sejak tahun 1980-an peranan komputer telah banyak dikembangkan dalam Bimbingan dan Konseling. Menurut Gausel (Prayitno, 2003) bidang yang telah banyak memanfaatkan jasa komputer ialah bimbingan dan konseling pendidikan. Moh. Surya (2006) mengemukakan bahwa sejalan dengan perkembangan teknologi komputer interaksi antara konselor dengan individu yang dilayaninya (konseli) tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya) melalui internet, dalam bentuk "cyber counseling". Dikemukakan pula, bahwa perkembangan dalam bidang teknologi komunikasi menuntut kesiapan dan adaptasi konselor dalam penguasaan teknologi dalam melaksanakan bimbingan dan konseling. 
Dalam memberikan layanan bimbingan konseling, komputer akan menjadi sebuah sarana yang sangat efektif dalam membantu konselor. Saat seorang konselor memberikan layanan bimbingan di kelas, tentu akan sangat menarik apabila materi layanan tersebut disampaikan dengan bantuan program-program komputer misalnya dengan menggunakan Microsof Office Power Point. Dengan cara seperti ini siswa akan lebih tertarik untuk menyimak materi dan materi tersebut akan lebih mudah dicerna siswa. Hal serupa juga dapat dilakukan dalam layanan-layanan lainnya seperti layanan remediatif dan layanan perencanaan individual.
Selain dapat digunakan untuk dapat memberikan layanan secara langsung terhadap siswa, komputer juga sangat diperlukan dalam menciptakan dukungan sistem yang baik untuk memperlancar layanan Bimbingan dan Konseling. Misalnya saja dalam kegiatan manajemen yang meliputi peningkatan mutu bimbingan dan konseling melalui pengembangan program, pengembangan staff, pengembangan sumber daya dan pengembangan penataan kebijaksanaan. 
Untuk mengembangkan mutu program Bimbingan dan Konseling, perlu diadakan penelitian dan evaluasi yang tentunya melibatkan data-data baik itu mengenai program-program bimbingan dan konseling sendiri, implikasi program tersebut terhadap siswa dan sekolah, serta data-data rahasia lainnya, sehingga peran komputer disini sangat dibutuhkan.
Bisa dibayangkan jika tidak ada komputer, konselor harus menyimpan, mengolah data-data tersebut dalam bentuk kertas-kertas yang mungkin banyaknya beberapa lemari, tentu ini sangat tidak efektif dan akan menghambat kinerja konselor serta kesuksesan program Bimbingan dan Konseling itu sendiri. 
Dalam melaksanakan tugasnya, konselor perlu mengakses berbagai sumber informasi, termasuk yang tersedia di dunia maya, melalui interaksi kesejawatan baik secara langsung ataupun tidak, sampai mengikuti pelatihan atau pendidikan lanjut. Semua itu tentu tidak akan terlepas dari penggunaan komputer, karena tidak semua informasi bisa didapatkan di buku atau di televisi dan tidak semua interaksi baik dengan konselor lainnya atau dengan konseli dapat dilakukan secara langsung. 
Dari sekilas paparan diatas,sudah dapat terasa betapa bermanfaatnya komputer sebagai sarana kerja bimbingan dan konseling tetapi bila kita melihat kenyataan dilapangan, banyak penyelenggaran bimbingan dan konseling yang tidak menggunakan komputer sebagai salah satu sarana utamanya. Kurangnya sarana yang menunjang dari sekolah dan minimnya biaya penyelenggaraan bimbingan dan konseling yang berakibat pada terhalangnya pengadaan komputer dalam bimbingan dan konseling menjadi kendala utama. Tetapi kalaupun ada komputer, sebagian besar konselor dilapangan tidak dapat mengoperasikannya dan mungkin hanya digunakan sebagai sarana hiburan semata, bukan sebagai sarana kerja.
Bimbingan Konseling pada jenjang Sekolah Dasar, dewasa ini masih dirasakan kurang. Selain dari minimnya konselor atau guru Bimbingan Konseling, ranah Sekolah Dasar perlu penanganan khusus dan teknik tertentu dalam melakukan konseling.
Komputer sebagai sarana kerja Bimbingan Konseling pada jenjang Sekolah Dasar, dapat diterapkan sebagai : 
1.      Pusat arsip data siswa 
2.      Informasi kasus atau presensi bimbingan 
3.      Alat penyelenggaraan konseling kelompok melalui proyektor 

Pada jenjang ini, siswa masih belum menyadari mengenai dirinya sendiri dan masalahnya. Siswa cenderung tidak mau mengikuti bimbingan konseling, pengetahuan mengenai teknologi komputernya pun dirasakan masih kurang sehingga cara-cara klasik masih menjadi alat dominan untuk melakukan konseling. 
Penerapan komputer sebagai sarana kerja bimbingan dan konseling di sekolah menengah adalah hal yang esensial pada jaman yang maju ini. Sarana-sarana yang bisa dilakukan tersebut antara lain adalah : 
1.      Pemanfaatan internet 
Pemanfaatan internet diantaranya bisa digunakan sebagai sarana dalam mempermudah survey terhadap peserta didik. Selain itu juga bisa digunakan untuk studi eksplorasi, pencarian data dll. 
2.      Pemakaian surat elektronik (email dan messaging dengan memperhatikan etika)
Peserta didik beserta konselor tidak harus bertatap muka secara langsung dalam proses konseling, melainkan dengan media elektronik sebagai alat komunikasi. Kendati demikian, etika pun tetap berlaku dalam berkomunikasi seperti ini. 
3.      Publikasi pengumuman baik dalam blog maupun arsip pada computer 
4.      Materi ajar menggunakan media proyektor  
Konselor atau guru BK dapat menyampaikan materi bimbingan atau proses konseli dengan menggunakan media proyektor pada kelas besar atau konseling kelompok. 
5.      Program publikasi dan informasi 
6.      Penyelenggaraan kompetisi ilmiah, seni, ketangkasan secara on line yang bernilai positif bagi peserta didik 
7.      Pembuatan database peserta didik  

Pada jenjang Perguruan Tinggi, proses bimbingan dan konseling sudah sangat kompleks dan penerapan komputer sebagai sarana kerja Bimbingan Konselingpun sudah banyak dilakukan. Diantaranya : 
1.      Bimbingan Konseling melalui Surat Elektronik atau e-mail 
2.      Pemberian informasi melalui websites / homepages 
3.      Bimbingan dan Konseling kelompok melalui chat room 
4.      Konsultasi melalui komputer konferensi video, atau groups 
5.      Periklanan mengenai layanan Bimbingan Konseling melalui e-mail maupun web 
6.      Pelatihan keterampilan melalui software dan simulasi terkomputerisasi 
7.      Pengambilan sumber daya informasi 
8.      Penyimpanan catatan kasus 
9.      Informasi konseli 
10.  Tata kearsipan

Sumber :