Laman

Minggu, 04 Oktober 2009

Kehidupan Di Pesantren Khilafatul Muslimin

Saya berkesempatan untuk melakukan penelitian di Pesantren Khilafatul Muslimin, saya bertemu dengan seorang pengurus sekaligus guru di pesantren ini. Nama beliau adalah bapak Surydi(40tahun). Pesantren Khilafatul Muslimin berdiri sejak tahun 1987, Khilafatul Muslimin berarti pemersatu umat sedunia. Pesantren ini dahulunya adalah sebuah panti asuhan tetapi karena banyak anak-anak panti yang merasa kecil hati kalau mereka tinggal di panti asuhan, maka dengan bijaksan pendiri panti mengganti panti asuhannya menjadi sebuah pesantren. Dalam pesantren ini sangat di anjurkan untuk memahami bagaimana hidup penuh dengan keikhlasan. Pesantren ini tidak mempunyai donator tetap, tetapi ada saja yang membantu tiap bulannya. Pesantren ini juga memiliki sekolah dari TK, SD, SMP dan SMA. Semua biaya sekolah ini gratis, tetapi kalau masalah ujian nasional pesantren ini masih menumpang di sekolah negri dekat pesantren ini. Biasanya pesantren ini mendapat sumbangan buku tiap tahun dari Al-azhar dan Darussalam. Dalam pesantren ini anak- anak diberi kesempatan libur 20 hari dalam 1 tahun. Biasanya kesempatan itu dilakukan untuk mudik ke kampong halaman bagi yang mempunyai kampong tidak terlalu jauh.
Pesantren ini mempunyai beberapa aturan, seperti wajib solat lima waktu berjama’ah, harus hapal Al-Qur’an, tidak boleh ada demo atau perdebatan, tidak boleh pacaran dan nonton tv harus pada jam yang telah di tetapkan. Pesantren ini sangat mengutamakan kebersamaan, jadi semua pekerjaan dan kegiatan dilakukan bersama-sama. Pesantren ini juga bias di sebut sebai tempat konsultasi keagamaan, karena banyak pula orang-orang yang datang untuk belajar agama islam ataupun orang-orang yang hanya untuk menceritakanmasalah keagamaan mereka. Selain orang muslim, banyak pula orang-orang yang beragama non muslim yang dating kesini hanya untuk mempererat hubungan baik antar umat beragama, karena pesantren ini tidak pernah membed-bedakan agama. Oleh karena itu maka pesantren ini di sebut sebagai pemersatu umat sedunia
Selain dengan pak Suryadi saya juga berbincang dengan seorang anak perempuan di pesantren ini, namanya Arni, ia adalah santri yang berasal dari Nusa Tenggara Barat. Arni tinggal di pesantren ini karena orang tuanya tidak mampu untuk membiayai hidup dan sekolahnya. Arni dating ke pesantren ini di antar oleh pamannya. Arni mengatakan bahwa pertama dating ke panti ini ia merasa asing dan kesepian, ia juga sangat merindukan keluarganya, tetapi lama kelamaan Arni mulai bias menyesuaikan diri di pesantren ini, sekarang ia sudah mempunyai banyak teman. Setiap bulan Arni selalu menunggu surat dari orang tuanya, surat itu bias mengobati rasa rindunya pada orang tuanya. Pada lebaran tahun ini Arni tidak bias mudik seperti teman-temanya yang lain karena ongkosnya sangat mahal. Tetapi ia tidak merasa sedih karena pesantren sudah seperti rumahnya sendiri dan ia merasa bersama keluarganya.
Demikianlah pembicaraan saya dengan bapak Suryadi dan Arni. Saya mersa sangat puas dengan kunjungan saya hari itu, krena selain bias menyelesaikan tugas saya juga mendapat pelajaran berharga, Karen bapak Suryadi banyak sekali memberi nasehat-nasehat yang sangat bermanfaat untuk saya, selain itu saya juga dapat mencontoh kehidupan di pesantren itu yang sngat mementingkan keikhlasan dan hidup yang mandiri

Tidak ada komentar: