Laman

Minggu, 04 Oktober 2009

Perbedaan Psikoanalisa Sigmund Freud Dan Erikson

Psikoanalisa Freud
Freud mempelajari perkembangan kepribadian dan berpendapat bahwa tujuan dari perkembangan adalah terbentuknya kepribadian dewasa yang matang, bebas dari anxiety (kecemasan) yang tidak sadar dan mampu mengadakan hubungan yang sehat dengan manusia lain.
Menurut Freud, struktur kepribadian terdiri dari id, ego dan super ego. Dorongan dasar yang paling penting pada manusia; dorongan seks (libido) -->Eros-->life instinc- dan agresi-->Tanathos-->Death instinc, yang juga merupakan sumber dari tingkah laku, perasaan, dan fikiran.Taraf kepribadian yang terendah adalah id, yang merupakan kumpulan dorongan yang bersifat biologis, instingtif dan primitif. Id bekerja berdasarkan prinsip kenikmatan (pleasure principle) yang menuntut pemuasan segera.Dengan makin bertambahnya ego, maka dengan fungsi ego anak bisa membedakan antara dorongan-dorongan di dalam dirinya dengan kenyataan. Ia mulai dapat menyesuaikan diri pada tuntutan kenyataan. Realitas menuntut adanya peraturan dan peraturan menuntut adanya pengendalian terhadap rangsangan-rangsangan dan keinginan-keinginan.Pada taraf ego ini, yang bekerja adalah reality principle. Dengan prinsip ini anak dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan sosial dan kebudayaan.Super ego mulai berkembang pada umur 4-6 tahun, karena pada usia ini anak sudah bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial (bersosialisasi). Bila ego merupakan aspek eksekutif dari kepribadian yang menengahi tuntutan id dengan kenyataan, maka super ego merupakan aspek legislatif dan yudikatif.Super ego/kata hati merupakan larangan-larangan dan sangsi-sangsi terhadap pemuasan langsung dari dorongan-dorongan. Super ego terbentuk secara tidak sadar melalui pengalaman masa kecil terutama dari hasil pendidikan orang tua. Super ego memberi kritik terhadap pikiran dan tindakan ego dan akan menimbulkan perasaan guilty dan anxiety (takut dan cemas) bila super ego dilanggar. Fungsi dari ego mengadakan kompromi antara id dan super ego dan antara keduanya dengan tuntutan dunia luar. Penyesuaian diri tergantung pada kekuatan ego dan super ego serta pada pengalaman-pengalaman yang dialami oleh anak selama fase perkembangan.
Fase Perkembangan Freud
Fase Oral
Pada tahun pertama kehidupan, kegiatan terutama dilakukan di sekitar mulut yang merupakan sumber kenikmatan bagi bayi.

Fase Anal
Pada tahun kedua berpindah dari mulut ke daerah anal. Pada fase inilah anak-anak diberi latihan soal-soal kebersihan ---> toilet training

Fase Phalik
Berlangsung pada usia 4 tahun. Sumber kenikmatan berpindah ke daerah genital. Pada fase ini sering terjadi oedipus compleks, di mana anak merasa lebih sayang pada orang tua yang tidak sejenis dan benci pada orang tua yang sejenis. Tetapi perasaan ini menimbulkan rasa anxiety pada anak. Di mana pada anak laki-laki timbul kastrasi anxiety pada anak perempuan takut dihukum oleh ibunya.

Fase Latent
Setelah melalui fase phalic yang penuh gejolak, anak memasuki fase latent, yang secara relatif tenang akan berlangsung sampai masa adolesence. Pada masa ini tidak ada perkembangan baru dalam seksualitas tetapi diisi dengan perkembangan intelektual yang pesat dan kecakapan sosial

Fase Genital
Merupakan akhir dari perkembangan psikoseksual. Pada masa ini dorongan seksual mulai berkembang ke arah sikap dan perasaan seksual yang dewasa.













Psikoanalisa Erikson
Erikson dalam membentuk teorinya secara baik, sangat berkaitan erat dengan kehidupan pribadinya dalam hal ini mengenai pertumbuhan egonya. Erikson berpendapat bahwa pandangan-pandangannya sesuai dengan ajaran dasar psikoanalisis yang diletakkan oleh Freud. Jadi dapat dikatakan bahwa Erikson adalah seorang post-freudian atau neofreudian. Akan tetapi, teori Erikson lebih tertuju pada masyarakat dan kebudayaan. Hal ini terjadi karena dia adalah seorang ilmuwan yang punya ketertarikan terhadap antropologis yang sangat besar, bahkan dia sering meminggirkan masalah insting dan alam bawah sadar. Oleh sebab itu, maka di satu pihak ia menerima konsep struktur mental Freud, dan di lain pihak menambahkan dimensi sosial-psikologis pada konsep dinamika dan perkembangan kepribadian yang diajukan oleh Freud. Bagi Erikson, dinamika kepribadian selalu diwujudkan sebagai hasil interaksi antara kebutuhan dasar biologis dan pengungkapannya sebagai tindakan-tindakan sosial. Tampak dengan jelas bahwa yang dimaksudkan dengan psikososial apabila istilah ini dipakai dalam kaitannya dengan perkembangan. Secara khusus hal ini berarti bahwa tahap-tahap kehidupan seseorang dari lahir sampai dibentuk oleh pengaruh-pengaruh sosial yang berinteraksi dengan suatu organisme yang menjadi matang secara fisik dan psikologis. Sedangkan konsep perkembangan yang diajukan dalam teori psikoseksual yang menyangkut tiga tahap yaitu oral, anal, dan genital, diperluasnya menjadi delapan tahap sedemikian rupa sehingga dimasukkannya cara-cara dalam mana hubungan sosial individu terbentuk dan sekaligus dibentuk oleh perjuangan-perjuangan insting pada setiap tahapnya.
Pusat dari teori Erikson mengenai perkembangan ego ialah sebuah asumpsi mengenai perkembangan setiap manusia yang merupakan suatu tahap yang telah ditetapkan secara universal dalam kehidupan setiap manusia. Proses yang terjadi dalam setiap tahap yang telah disusun sangat berpengaruh terhadap “Epigenetic Principle” yang sudah dewasa/matang. Dengan kata lain, Erikson mengemukakan persepsinya pada saat itu bahwa pertumbuhan berjalan berdasarkan prinsip epigenetic

Fase Perkembangan Erikson
Trust vs Mistrust (Kepercayaan vs Kecurigaan)
Tahap ini berlangsung pada masa oral, kira-kira terjadi pada umur 0-1 atau 1 ½ tahun. Tugas yang harus dijalani pada tahap ini adalah menumbuhkan dan mengembangkan kepercayaan tanpa harus menekan kemampuan untuk hadirnya suatu ketidakpercayaan. dan merasa terancam terus menerus. Hal ini ditandai dengan munculnya frustasi, marah, sinis, maupun depresi.
Otonomi vs Perasaan Malu dan Ragu-ragu
Pada tahap kedua adalah tahap anus-otot (anal-mascular stages), masa ini biasanya disebut masa balita yang berlangsung mulai dari usia 18 bulan sampai 3 atau 4 tahun. Tugas yang harus diselesaikan pada masa ini adalah kemandirian (otonomi) sekaligus dapat memperkecil perasaan malu dan ragu-ragu.
Inisiatif vs Kesalahan
Tahap ketiga adalah tahap kelamin-lokomotor (genital-locomotor stage) atau yang biasa disebut tahap bermain. Tahap ini pada suatu periode tertentu saat anak menginjak usia 3 sampai 5 atau 6 tahun, dan tugas yang harus diemban seorang anak pada masa ini ialah untuk belajar punya gagasan (inisiatif) tanpa banyak terlalu melakukan kesalahan..
Kerajinan vs Inferioritas
Tahap keempat adalah tahap laten yang terjadi pada usia sekolah dasar antara umur 6 sampai 12 tahun. Salah satu tugas yang diperlukan dalam tahap ini ialah adalah dengan mengembangkan kemampuan bekerja keras dan menghindari perasaan rasa rendah diri.
Identitas vs Kekacauan Identitas
Tahap kelima merupakan tahap adolesen (remaja), yang dimulai pada saat masa puber dan berakhir pada usia 18 atau 20 tahun. Pencapaian identitas pribadi dan menghindari peran ganda merupakan bagian dari tugas yang harus dilakukan dalam tahap ini. Menurut Erikson masa ini merupakan masa yang mempunyai peranan penting, karena melalui tahap ini orang harus mencapai tingkat identitas ego, dalam pengertiannya identitas pribadi berarti mengetahui siapa dirinya dan bagaimana cara seseorang terjun ke tengah masyarakat
Keintiman vs Isolasi
Tahap pertama hingga tahap kelima sudah dilalui, maka setiap individu akan memasuki jenjang berikutnya yaitu pada masa dewasa awal yang berusia sekitar 20-30 tahun. Jenjang ini menurut Erikson adalah ingin mencapai kedekatan dengan orang lain dan berusaha menghindar dari sikap menyendiri.
Generativitas vs Stagnasi
Masa dewasa (dewasa tengah) berada pada posisi ke tujuh, dan ditempati oleh orang-orang yang berusia sekitar 30 sampai 60 tahun. Apabila pada tahap pertama sampai dengan tahap ke enam terdapat tugas untuk dicapai, demikian pula pada masa ini dan salah satu tugas untuk dicapai ialah dapat mengabdikan diri guna keseimbangan antara sifat melahirkan sesuatu (generativitas) dengan tidak berbuat apa-apa (stagnasi)..
Integritas vs Keputusasaan
Tahap terakhir dalam teorinya Erikson disebut tahap usia senja yang diduduki oleh orang-orang yang berusia sekitar 60 atau 65 ke atas. Dalam teori Erikson, orang yang sampai pada tahap ini berarti sudah cukup berhasil melewati tahap-tahap sebelumnya dan yang menjadi tugas pada usia senja ini adalah integritas dan berupaya menghilangkan putus asa dan kekecewaan.

Tidak ada komentar: